Sejauh mimpi yang tercipta dan seindah igau yang terpekik..
ku hantam jua rindu di bebatuan karang...
menembus bayang ditengah fatamorgana,
menyunting purnama dalam dekapan siang.
ilusi.
ku telan jua bangkai cinta yang pernah aku bunuh diantara himpitan kasih
aku yang "bersenggama" dalam sajak-sajak galau
meminang asa diujung senja,
yang ku dapat hanya merah petang yang dimamah malam.
dan,..
aku yang mulai mencari seekor kunang diantara daun yang mengering.
dahaga.
jika tak mampu datangkan terang,
kenapa engkau harus bersinar?
huuuufffhhh...
kekerdilan logika membunuh jiwa..
seperti mayat tak berkafan.
menjadi bangkai-bangkai yang bergelimpangan.
siapakah aku yang selalu tak bisa melupakan senyummu?
No comments:
Post a Comment